Tak Butuh Dinding


Kau mendekat padaku yang kecil nyali. Katamu, jangan banyak berpikir kalau berurusan dengan rasa. Tapi karena itulah aku semakin berpikir.


Aku ingat senyum hangat dan tatap tulusmu mencoba mencairkanku, sama sekali tak mengira akan begini jadinya. Aku tidak biasa menerima basa-basi cinta, tidak suka mendayu-dayu karena seorang pria. Tapi denganmu, mengapa semuanya sah-sah saja?



Diam-diam aku suka caramu menggoda, meski tak tahu bagaimana membalasnya. Laku indahmu menggoyahkan dindingku. Aku belum percaya pada ketulusan rasa, tapi sepertinya aku mulai percaya padamu.



Untukmu, seseorang yang tak kukenal sebelumnya, tapi menemuiku di mimpi tadi malam: Bolehkah kita bertemu sungguhan? Agar aku yakin aku memang tak butuh dinding lagi.

0 komentar: