Beberapa hari yang lalu, gue pengen
banget nulis lagi di blog. Tapi sayangnya belum punya topik menarik untuk
dibahas. Lalu hari ini, gue sepertinya punya sesuatu yang ingin dibagi ke
kalian semua.
Sebelum ini, gue adalah salah satu
orang yang nggak terlalu menyukai anak kecil. Dan karena suatu hal, akhir-akhir
ini gue jadi sering ketemu anak kecil—atau paling nggak mereka yang lebih muda
dari gue. Kesalnya, belakangan ini gue sering merasa tersentuh dengan ulah
mereka. Khas anak kecil.
Tepat minggu lalu, gue ketemu sama
anak cowok sekitar umur 12-13 tahun di satu tempat yang lagi gue datengin.
Badannya kecil dengan gaya tengil. Pas di tempat itu, mungkin dia nggak ngeh sama gue, gue diam-diam merhatiin
tingkahnya. Terus pas mau nyebrang jalan, gue ngobrol sama yang nyebrangin dia
(ceritanya dia minta sebrangin gitu). Karena mungkin dikiranya “kok mereka
saling kenal ya”, akhirnya dia ngajak gue kenalan gitu deh. Setelah itu dia
cengengesan aja sampai akhirnya kami nyebrang jalan. Selanjutnya, kita
berpisah. Dia naik angkot dan guepun meneruskan jalan untuk mendatangi
jemputan. Yang bikin gue tersentuh adalah pas gue lagi jalan, dia nongoloin
kepalanya dari angkot dan teriak “Kak, duluan ya” tetap sambil cengengesan
dengan gaya tengilnya.
Apakah kalian bisa merasakan apa
yang bikin gue tersentuh? Gue iri sama anak kecil. Mereka bisa senyum dan
menyapa orang yang bahkan baru mereka kenal. Karena ketika kita udah dewasa,
kita mulai membatasi kepada siapa kita harus ramah. Benar nggak? Kita yang udah
lebih “waras” terkadang lebih banyak berpikir dalam menegur seseorang. Kita
banyak mempertimbangkan hal-hal seperti “kenapa harus gue duluan yang nyapa,
gue kan lebih tua dari dia”, “males ah gue nggak terlalu dekat juga”, “nggak
enak, baru kenal, nanti dikira sksd”. Nggak kayak anak kecil yang selalu
bersikap ramah dan menyenangkan pada siapa aja.
Lalu senin kemarin, gue melihat
pemandangan indah waktu lagi jalan pulang kuliah. Apa? Jadi gini, kan tiap gue
kuliah gue selalu nitip motor di rumah teman. Jadi gue harus masuk gang dulu
untuk ngambil motornya. Pas gue lagi asyik (panas-panasan) jalan menuju rumah
teman itu, gue melihat sepasang (kayaknya) kakak beradik jalan di depan gue. Fyi,
si cewek berseragam SMP dan si cowok berseragam SD. Biasa aja, ya? The point
is, mereka jalannya sambil pegangan tangan!
Mereka saling berdiam diri, tapi
tangan mereka menyatu. Gue yang berada tepat di belakang mereka sedikit
merasakan ‘setruman’. Saat itu, panasnya tengah hari bolong nggak berasa lagi.
Melihat mereka berpegangan tangan udah cukup bikin gue adem. Dari
penampilannya, mereka berasal dari golongan yang biasa-biasa aja, malah mungkin
golongan nggak mampu. Gue merasa tersentuh.
Bukan dari golongan mana mereka
berasal yang bikin gue tersentuh, tapi ada cinta yang tersirat dari yang saat
itu mereka lakukan. Iyalah, bukannya pegangan tangan atau pelukan, ciuman, dan
apapun itu emang selalu identik dengan cinta? Nah, karena hal itu mereka
terlihat beda di mata gue.
Setau gue, banyak orang yang nggak ‘diajarkan’
cara menyayangi satu sama lain. Bahkan, terkadang orang tua atau orang yang
lebih tua nggak tahu bahwa sebenarnya hal itu perlu diajarkan. Kita yang ngerasa udah dewasa juga terkadang masih nggak paham gimana caranya menyayangi
seseorang. Tapi mereka bisa mempraktekkan itu dengan sangat baik.
Pegangan tangan, pelukan, ciuman
biasa diartikan sebagai ekspresi cinta seseorang. Namun di jaman ini, hal itu
semua biasanya diiringi dengan maksud jahat atau nafsu belaka. Namun mereka
terlihat begitu tulus melakukannya. Bahkan mungkin mereka melakukannya tanpa
mereka sendiri sadari. Gue tersentuh karena menurut gue, mereka bisa
mengapresiasi makna cinta dan kasih sayang jauh lebih baik dari gue—atau mungkin
kalian juga.
Karena dua pengalaman yang
baru-baru ini gue alamin itu, gue sadar tentang suatu hal. Kita perlu banyak
belajar dari anak kecil. Mereka belum mengerti banyak hal seperti orang dewasa.
Mungkin orang dewasa seringkali merasa mereka begitu menyebalkan, bicara
semaunya, dan hanya bisa merengek untuk meminta sesuatu.
Namun, karena mereka belum mengerti
banyak hal pula, mereka lebih bisa menghargai sesuatu tanpa embel-embel. Mereka
melakukan apapun yang membuat mereka bahagia, tidak peduli bahaya atau tidak. Mereka
gampang antusias pada sesuatu, menganggap semua hal menakjubkan. Mereka tertawa
lebih banyak dari orang dewasa. Dan yang paling penting, orang dewasa harus
mengakui bahwa anak kecil lebih pandai mengartikan cinta yang sebenarnya daripada
orang dewasa itu sendiri.