Khayalan adalah lorong waktu yang
tak berarah. Sedangkan kenangan adalah lorong waktu yang hanya mengarah pada
satu hal, masa lalu. Mereka adalah dua hal yang berbeda, tapi punya satu
persamaan. Khayalan maupun kenangan sama-sama nggak boleh diperjuangkan!
Setelah dua hari gue kepusingan
mikirin bahasan yang bagus untuk ditulis di blog ini, akhirnya gue nemuin topik
yang semoga aja beneran bagus untuk kalian baca. Tulisan ini gue khususkan untuk
kalian yang terlalu mencintai kenangan.
Yang gue maksud orang yang terlalu
mencintai kenangan di atas adalah orang yang selalu ngaku kalo dirinya susah move on. Mereka yang susah move on adalah sebagian orang yang
sedang memperjuangkan khayalan dan kenangan secara bersamaan—dan seharusnya
mereka tau bahwa itu sebuah kesalahan. Mereka hanya bisa mencintai masa lalunya
yang dianggap lebih indah daripada masa depannya. Mereka menganggap bahwa hanya
kenangan di masa lalu itulah yang harus
menjadi masa depannya.
Seperti yang gue bilang, kenangan
itu ada di masa lalu. Tapi, kebanyakan dari mereka—yang terlalu mencintai
kenangan—malah menjadikannya harapan yang bisa terulang untuk kedua kalinya.
Biasanya, ini kerjaannya cewek-cewek. Kita terlalu percaya pada kesempatan
kedua dan mulai berkhayal untuk sesuatu yang lebih baik.
Kenangan nggak melulu terbungkus
dalam bentuk momen-momen yang udah indah dari sononya. Bisa jadi kenangan itu
berbentuk momen-momen yang perlu direvisi. Iya, maksudnya mungkin aja mereka
yang lagi candu akan kenangan itu lagi ngarepin adanya remedial atau kesempatan
kedua. Entah karena mereka merasa perlu memberi kesempatan atau karena sebaliknya,
mereka merasa perlu diberi kesempatan. Kenangan juga bisa berbentuk orang. Karena
salah satu hal yang dirindukan dari kenangan adalah bersama siapa kita
melakukannya. Kita tau bahwa seiring dengan berjalannya waktu, orang-orang yang
mengisi hidup kita juga silih berganti. Ya sebenarnya sih, mereka cuma merasa kehilangan.
Tapi biasanya rasa kehilangan itu didasari oleh “waktu yang kemarin itu belum
cukup untuk gue sama-sama sama dia, gue pengen punya waktu yang lebih lama lagi
sama dia, untuk melakukan semuanya bersama-sama”.
Akibatnya, orang yang terlalu
mencintai kenangan memaksa semuanya untuk harus sesuai dengan apa yang
diinginkannya. Lalu mereka cenderung menyalahkan keadaan jika semuanya tidak
terjadi seperti yang diharapkan. Mereka terjebak dalam keadaan yang nggak
seharusnya. Hal ini akan berbahaya karena mata hati mereka cenderung tertutup
untuk melihat sesuatu yang baru. Mereka hanya bisa melihat keindahan dari masa
lalunya. Padahal, mungkin aja ada orang yang lebih baik di depan sana. Orang
yang bisa memberikan kenyamanan hanya jika dia diberi kesempatan. Karena
faktanya, orang yang susah move on nggak
mau (bukan nggak bisa) ngasih kesempatan pada orang baru, dia cuma ngasih
kesempatan pada orang masa lalunya, orang yang dianggapnya terbaik.
Seharusnya mereka mengerti akan
beberapa hal ini.
Kenangan adalah pelajaran dan
pengalaman, bukan sebuah tempat untuk ditinggali. Kenangan juga nggak minta
untuk dicintai, dia cuma pengen dikenang, bukan diratapi atau disesali.
1) Relakan, berdamailah dengan diri
sendiri. 2) Ucapkan terima kasih untuk masa lalu lo yang udah ngasih banyak
kenangan indah. 3) Buka hati untuk orang baru, karena mereka butuh kesempatan. 4)
Biarkan waktu yang bekerja mengurus semua kebutuhan lo untuk “pindah”, karena pada
akhirnya lo cuma butuh waktu.
0 komentar:
Post a Comment