Hai, apa kabar? I wish you’re good
enough to read this J Gue beberapa bulan lalu memberanikan diri untuk
jujur pada seseorang. Seseorang yang sering gue jadiin objek pada
tulisan-tulisan gue. Seseorang yang sangat spesial, yang telah sewindu mengisi
hati dan tidak akan pergi.
Ketahuilah butuh waktu
bertahun-tahun bagiku untuk memberanikan diri. Ketika tulisan ini sampai
padamu, yakinlah, tidak hanya kau yang menganggapku konyol, gila, dan tidak
tahu malu. Akupun demikian.
Dulu, waktu kita masih sama-sama
memakai seragam SMP, sungguh, aku sangat menyukaimu.
Dan sekarang, ketika waktu telah
jauh pergi dan berganti dengan yang baru, sepertinya, aku masih menyukaimu.
Aku tidak begitu yakin
mengatakannya. Hanya saja, setelah tahun berganti tahun, aku tidak tahu
bagaimana ini terjadi: hanya kau yang ada di depan mataku.
Aku tidak tahu rasa sukaku saat ini
ada di batas mana. Apakah rasa suka ini lebih dari rasa suka gadis berumur dua
belas tahun atau hanya sebatas rasa penasaranku saja.
Banyak hal yang telah kulewati,
banyak orang yang telah kutemui. Tapi kau adalah satu-satunya yang tidak pernah
lagi kutemui, namun tidak juga bisa terlewati olehku.
Kau tidak perlu menjawab apapun,
karena akupun tidak bertanya apapun. Kau tidak perlu membalas perasaanku,
karena aku datang bukan untuk hal itu. Aku datang untuk memastikan batas
perasaanku padamu, sekaligus menyudahi semuanya. Aku tidak benar-benar yakin
pesan ini dapat menyudahi semuanya, bahkan mungkin akan semakin parah, tapi setidaknya
aku telah mencoba.
Setelah
mengirim ini, mungkin aku tidak punya cukup keberanian untuk menunjukkan diri
di hadapanmu. Namun setidaknya aku bersyukur karena dapat menyampaikan ini
padamu. Jujur aku senang menjadikanmu sebagai sosok idamanku. Tidak peduli
bagaimanapun kau menganggapku, aku akan tetap menempatkanmu sebagai keindahan.
Kalau
diibaratkan sebuah ruangan, hati gue itu udah usang, kotor, berantakan, dan
banyak barang-barang masa lalu. Saking lamanya nggak dirapiin, mungkin
orang-orang juga takut untuk sekedar intip-intip, boro-boro mau ngerapiinnya
dan tinggal disana. Satu hal yang pasti, siapapun nanti yang bersedia tinggal
disana, dia juga harus terima bahwa ada beberapa barang masa lalu yang nggak
mungkin dan nggak akan mau untuk gue buang. Yaitu, segala tentangnya.