Kapan Nikah?

"Kapan nyusul--nikah?"


Nggak nyangka juga, ya, sekarang udah mulai ditanya-tanyain kapan nikah. Kayaknya belum tua-tua amat, tapi udah dirempongin sama pertanyaan itu. Belum juga ilang di telinga rasanya ditanya kapan lulus.

Karena ada beberapa teman yang udah duluan ketemu jodohnya, yang lain jadi suka ngeledekin dengan pertanyaan itu. Apalagi kalau masih jomblo, makin asyik ngeledekinnya.. Mungkin cuma bercanda, tapi ya kepikiran juga.

Well, aku mau bagi pendapatku aja, ya. Ini pendapatku sekarang, detik ini, beda dengan kemarin dan belum tentu sama dengan besok.


Kenapa harus cepet-cepet nyusul? Kalau udah nyusul, terus kenapa? Sebenarnya, konsep yang nggak aku suka dari pertanyaan itu adalah, seolah-olah nikah itu hanya jadi tuntutan sosial dan bagian dari latahnya masyarakat. Seolah-olah kita harus melakukan apa yang orang lain lakukan. Seolah-olah kalau kita belum melakukan hal itu, kita belum cukup "keren". Seolah-olah belum nikah itu "penyakit" sosial bagi manusia berumur 20an ke atas.



Sejujurnya, aku juga salah satu orang yang suka bercanda dengan pertanyaan itu. Tapi aku tersadar pertanyaan itu nggak sebercanda itu bagi sebagian orang. Mungkin sekarang aku masih ketawa-ketawa aja ditanya begitu, tapi nggak akan lama lagi aku pasti akan gerah juga. Jadi, aku coba menyamakan pemikiranku sekarang dan pemikiranku "nanti".


Memang ada sebagian orang yang masa bodo soal pernikahan, belum kepikiran atau memang nggak mau nikah. Aku nggak akan bahas itu. Tapi banyak sekali orang yang sudah siap dan ingin menikah tapi belum juga dikasih jodohnya. Kamu (atau kita), yang tanya-tanya kapan nyusul, bisa bantu apa? Nikah nggak segampang "laper ya makan, ngantuk ya tidur". Ada proses ketertarikan, kemauan, kesiapan, dan keyakinan yang harus dipenuhi. Dan perlu diingat itu bukan menjadi urusan satu pihak saja. Susah loh menemukan orang yang sama-sama tertarik, mau, siap, dan merasa teryakini (ini poin utamanya) untuk dinikahi dan menikahi. Nggak ada kepastian akan jadi seperti apa hidup di masa depan nanti, itulah kenapa orang-orang susah merasa teryakini "Oke, gue mau nikah sama ini orang".

Sebenarnya kita semua tau bahwa nikah itu nggak sesederhana dan seenteng bertanya kapan nyusul--nikah. Tapi kita suka lupa kalau pertanyaan itu menyentuh sensitivitas banyak orang, karena balik lagi, nikah nggak sesederhana itu. Kalau bisa kan sekali seumur hidup, masa iya mau seenaknya "yang penting bisa makan hari ini, besok urusan besok".

Nikah itu bukan susul-menyusul dan main cepet-cepetan, bukan untuk pemuas kebutuhan sosial--dan ekonomi juga. Kalau ada yang udah nikah duluan, ya syukur, tapi kayaknya kita nggak perlu lagi deh repot-repot "ngingetin" orang lain.



Well, this is not only for you, but me too. Daripada tanya kapan nyusul--nikah, mending doain biar cepat didekatkan sama jodohnya. Jadi, orang lain nggak tanyain kita kapan nyusul--nikah, tapi justru doain kita biar cepat didekatkan sama jodohnya.

0 komentar: