Sahabat?


Dia itu sahabatku, setidaknya dalam empat tahun terakhir. Setiap hari pergi ke kampus bersama, menghabiskan waktu di dalam bis dengan saling bertukar cerita. Tapi, mungkin ini perasaanku saja--aku memang sering merasa-rasa sendiri, ada batas diantara kami. Seperti ada dinding tinggi memisahkan kami.


Meskipun selalu berbagi cerita setiap hari, aku masih punya cerita yang tetap kusimpan hanya untukku sendiri. Dia tidak boleh tahu, jangan sampai tahu. Dia, apalagi. Dia hanya menceritakan kesehariannya saja. Dia tidak pernah membahas perasaannya, maksudku tentang kegelisahannya atau sesuatu yang membuatnya bersedih. Seolah kami ada hanya untuk bersenang-senang.

Sepertinya aku bukan sahabat yang baik untuknya. Aku tidak akan bertanya jika Dia tidak memulai. Aku tidak akan memaksa jika Dia tidak mau bercerita. Aku tidak akan menyentuh sesuatu yang kelihatannya tidak boleh kusentuh. Menurutku, begitulah cara tersopan menjadi sahabat. Tapi, belakangan aku mulai ragu. Sudah benarkah aku memperlakukannya? Bagaimanakah caranya menjadi sahabat yang baik? Apa aku ini sahabat baginya?

0 komentar: