Tentang Si Curang


Sebuah pesan masuk dari ponselnya.

"Baik."
Aku menaruh cangkir kopiku dan mengambil ponsel itu dari atas meja.

Calon suamiku sedang pergi ke toilet. Aku menunggu di sudut kafe yang tampak lengang. Pihak wedding organizer belum juga datang. Hari ini kami berkumpul untuk membahas sentuhan akhir dari pernikahan kami yang akan dihelat tiga hari lagi.

Dari namanya, pesan itu dari seorang perempuan. Maafkan aku karena telah lancang, aku membuka pesannya dan membaca teks percakapan mereka. "Apa kabar? Sudah lama tidak bertemu. Rindu."
Pesan itu dikirim oleh calon suamiku malam tadi.

Yang benar saja.

Tiga hari lagi, janji suci atas nama Tuhan akan menyempurnakan hidupku sebagai wanita. Mendekati waktu pernikahan di usia genap tiga puluh, aku seperti haus yang bertemu mata air. Penantian panjangku sebentar lagi sampai!

Tiga bulan lalu, sesosok pria santun, mapan, dan religius mendatangi orang tuaku, bertanya apakah dia diizinkan mendampingiku selama hidupnya. Dia, laki-laki yang selama tiga tahun belakangan menjadi laki-laki yang paling dekat denganku. Aku baru tahu rasanya berdebar melihat seseorang berniat meminangku. Indah sekali, seperti kisah fiksi yang sering kubaca hidup nyata di depan mataku. Terkhusus saat ayahku akhirnya menerima dia yang bersungguh-sungguh.

Hari ini aku kembali berdebar. Aku mengenggam lemas ponselnya sambil bergetar. Bahagiaku terusik.

Tiga. Angka ganjil yang paling tidak kusuka. Tiga. Angka ganjil yang sering dikaitkan dengan tumbuhnya curang.

Aku menghapus balasan perempuan itu, menaruh kembali ponselnya ke atas meja. Calon suamiku mendekat, tersenyum ke arahku. Satu-dua detik aku memejamkan mata dan menarik nafas, kubalas senyumnya dengan lapang dada.

Sesederhana apapun maksud pesan itu, aku paham bahwa aku sedang dicurangi. Tapi, tolong beritahu aku, apa lagi yang bisa kulakukan di tiga hari sebelum pernikahan?

Aku membatin dalam hati, semoga yang kutemukan tadi hanyalah ujian pra nikah dan sebatas itu saja. Aku memohon maaf pada diri ini yang telah mengecualikan curangnya.

0 komentar: