Pagi ini kita
janjian untuk jalan-jalan CFD-an di seputaran Dago bersama Gatot, teman
sekelasku yang menumpangi Ejak selama di Bandung. Kita memutuskan untuk bertemu
di McD simpang Dago yang sudah terkenal itu. Setelah semuanya berkumpul,
mulailah kita berjalan santai. Rutenya dari McD simpang Dago berjalan lurus dr
jalan Juanda sampai ke taman Dago dan mencari sarapan disana, foto-foto
sebentar dan berjalan lagi menuju Pasar Kaget Gasibu. Pengennya beli sesuatu
yang murah dan bisa dijadikan oleh-oleh, tapi ternyata nggak ada yang menarik.
Jadi kita hanya berkeliling dan jajan cilor aja disana. Hehehe. Setelah itu kita
langsung pulang lagi, deh, ke kosan masing-masing dan udah merencanakan
destinasi selanjutnya siang hari nanti.
Destinasi
selanjutnya adalah ke PVJ alias Paris Van Java, tapi biar nggak buang waktu dan
tenaga kita memutuskan untuk langsung ketemua di PVJ aja. Maklum, walaupun
kosan kita nggak begitu jauh, untuk ketemu dulu itu lumayan ngeluarin tenaga
kalau jalan kaki dan sayang ongkos kalau mau naik angkot. Selama berada di
Bandung, Google Maps banyak membantu kita. Ada juga semacam website yang ngasih
tau berbagai rute angkota di Bandung. Jadi, kita tinggal masukkin aja dimana kita
mau naik angkot dan dimana kita mau turun, terus website itu akan ngasih tau
angkot apa aja yang harus kita naikkin dan dimana berenti untuk naik angkot
selanjutnya. Nah, aku dan Winda memanfaatkan kecanggihan Google Maps dan
website itu dengan baik dan benar jadi kita sampai ke PVJ tepat waktu dan nggak
pake nyasar. Lain cerita sama Ejak, dia konvensional gitu. Jadi, dia “ngikut”
aja mamang angkotnya jalan kemana dan akhirnya dia salah jalan. Padahal, dia
udah jalan sebelum kita jalan. Tapi akhirnya kita sampai duluan, dan dia baru
sampai beberapa menit setelahnya setalah jalan kaki dari tempat dia turun angkot
sampai ke PVJ. Sungguh cerdas sekali.
Di PVJ kita cuma
lihat-lihat doang, mau masuk ke toko-tokonya pun nggak berani. Udah sore, kita
laper karena sama-sama belum makan siang. Jadi, ya udah, setidaknya kita ada
mau makan nih ceritanya di PVJ. Persoalan berikutnya adalah, kita sama-sama ragu
mau masuk ke restorannya. Takut harganya mahal-mahal. Sementara mau ke JCo,
nggak ada yang bisa ngeyangin perut. Ke KFC atau Solaria? Ogah, ngapain
jauh-jauh ke Bandung makannya masih itu lagi itu lagi. Akhirnya kita bertiga
muterin dua-tiga kali PVJ untuk mastiin ada nggak nih tempat yang bisa kita
datangin untuk makan. Sumpah, kita udah kayak gembel banget sih di Bandung (dan
makin kelihatan kayak gembel kalau kalian baca cerita-cerita selanjutnya).
Setelah debat berkali-kali karena aku pengen cobain makan di Domino sementara
Winda nggak pengen makan pizza dan pertimbangan lain lagi-lagi takut kemahalan,
ujung-ujungnya kita makan di Burger King. Keputusan yang sangat “bijaksana”
sekali.
Setelah cukup
kenyang dan ngerasa nggak ada yang mau kita lihat-lihat lagi di PVJ, kita
bergegas untuk makan es krim di Toast Cream, yang lokasinya nggak jauh dari
kosan kita. Dari PVJ ke Toast Cream itu kita bertiga naik angkot sesuai rute
angkot yang diarahin sama website yang aku jelasin tadi. Cerita berikutnya
adalah, si mamang angkotnya nggak lewat rute yang seharusnya, jadi kita terpaksa
turun entah dimana karena kalau tetap diterusin kita akan lebih jauh lagi
perginya. Lagi-lagi kita mengandalkan Google Maps untuk menyelematkan hidup
kita saat itu. Well, sebenarnya tempat kita saat itu udah nggak begitu jauh
dari lokasi Toast Cream yang ada di Jalan Teuku Umar. Tapi, untuk ditempuh
dengan jalan kaki sendiri, kita paling nggak butuh 15-20 menit untuk sampai
disana. Karena sayang ongkos kalau mau naik angkot lagi dan takutnya malah “nggak
sampai” di tempat lagi, akhirnya kita ikhlas sore yang hampir magrib itu kita
habiskan dengan berjalan kaki. Sebenarnya, ngerinya itu adalah, beberapa titik
jalanan yang kita lewatin emang sepi dan nggak banyak kendaraan lewat, ditambah
emang udah mau magrib. Takut tahu-tahu ada yang iseng aja.
Untungnya kita
sangat “menikmati” perjalanan kita dengan ngakak-ngakak menertawai kekonyolan
liburan yang baru berjalan dua hari ini. Begitu sampai di Toast Cream, ternyata
rame banget! Maklum, waktu itu Toast Cream lagi happening banget di Bandung. Jadi, kita harus antre dulu sampai
pengunjung lain selesai makan. Begitu kita dapet tempat duduk, kita sok-sokan
pesen masing-masing satu porsi, karena malu kalau makannya cicip-cicipan,
ditambah lagi kita emang penasaran banget sama menu di Toast Cream yang emang
kelihatannya enak banget itu. Tapi, ternyata aku sama Winda nggak ada yang abis
makannya. Aku kayak nyesel banget gitu nggak bisa ngabisin es krimnya.
Sebenarnya enak, cuma terlalu “berat” aja menurutku jadi cepet kenyang. Disana
juga kita nggak bisa lama-lama karena antreannya ada terus, jadi begitu selesai
kita langsung keluar dan memutuskan untuk balik ke asal masing-masing (baca:
kosan).
0 komentar:
Post a Comment